MediaPaniaiSulut

Gelar Mahasiswa MEEPAGO Diskusi Lepas : OTSUS Hadir di Papua Pendidikan Papua Macet

Saat Berlangsung Diskusi Lepas Mahasiswa MEEPAGO Sulawesi Utara pada hasri Selasa 01, Mei 2018 (foto : Anton )
Manado, WWW.KABARMAPEGAA.COM  --- Mahasiswa-Mahasiswi  MEEPAGO yang menimbah Ilmu di kota Study Sulawesi Utara, Membuka Ruang Diskusi Lepas dengan Thema “Qou Vodis Pendidikan di MEEUWO Massa Sekarang Dan Besok”. Jalannya Diskusi di monitory Oleh Badan Pengurus Komunitas Mahasiswa Kabupaten Paniai (KOMAKAPA) melalui Bidang Pendidikan dan penadalaran.

Ruang diskusi langsung di pimpin oleh Oktovianus Kadepa dengan terkait Perkembangan pendidikan di MEEUWO Papua Zaman Lalu dan Sekarang, Pada Hari ini (01/05/2018) bertempat di Asrama putri Paniai di manado.

Pimpinan diskusi Oktovianus kadepa mengatakan bahwa, Guru adalah salah satu power. Guru adalah Manusia di memanusiakan dan guru adalah mengenalkan 3M (menulis, membaca, dan menghitung) saat Proses belajar mengajar di Sekolah, dan Pendidikan adalah Salah satu Agen perubahan daerah kita masing-masing.

Perkembangan Pendidikan di papua macet karena, Hadirnya Dana Otonomi Khusus (OTSUS) Daerah, dan OTSUS itupun Membodoih Orang asli Papua (OAP) dan Menghabiskan Nyawa Manusia Papua, Ujurnya Markus Makai saat diskusi di hadapan Peserta Diskusi bebas.

Saat Itu Markus Makai Mengaku Bahwa, Cara-cara Binaan Sekolah di papua yang berjalan Baik adalah hanya Sekolah Yayasan Dari Katolik  Karena  mereka sudah Molaritaskan saat ini. kata, Markus 

Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Kabupaten Paniai (KOMAKAPA)  Sulawesi Utara Anton F Gobay Mengatakan Bahwa, Perkembangan pendidikan di Papua mengalami berbagai dinamika yang tidak segemerlap masa-masa sebelum terjadinya integrasi karena harus pula mengalami penyesuaian dengan perkembangan pendidikan di salah satu  negara di dunia. Katanya. 

“Belum lagi dengan berbagai krisis di Indonesia di awal Orde Baru dan gejolak politik di Papua paksa PEPERA, yang berimbas pada pemberian status wilayah Papua sebagai Daerah Operasi Militer saat itu, tentunya juga sangat berdampak buruk bagi kemajuan pendidikan di Papua, yang pada masa itu dianggap dapat membahayakan upaya membangun kesadaran penuh Papua untuk menerima proses integrasi yang penuh pro dan kontra tersebut Kata Anton”.

“Anton Menilai Bahwa, Banyak Anak Muda Umur-umurnya sekolah Tertinggal pendidikan karena Kurang didik dari Orang Tua sendiri bahkan di guru Kurang Mendidik siswanya, dan Pemerintahpun juga kurang di sponsori yakni seperti tenaga didik, Hak Mereka Itupun Potong akhirnya Guru tersebut tidak aktif di sekolah.

“setiap pemerintahan Harus Bentuk Tim Pengawasan Untuk mengontroli semua sekolah yang berada di wilayah Meepago agar Pendidikan di meepago mengembangkan pendidikan yang lebih  berkualitas di tanah papua,tutupnya.

Pewarta : Anton F Gobay 

Tidak ada komentar