MediaPaniaiSulut

jadilah pemimpin yang berani melawan sistem



Oleh: Frans Pigai

Pikiran, tindakan dan karakter dari seorang pemimpin, entahlah itu baik atau buruk, tentu sangat mempengaruhi mundur dan majunya sebuah kemajuan organisasi, baik organisasi pemerintahan, politik, agama, sosial-budaya, pendidikan dan ekonomi. 

Untuk itu kita harus menunjukkan kualitas terbaik dari seorang pemimpin, agar mendorong orang-orang yan meneladani Anda. Siapa pemimpin itu? Mengapa penulis ingin mengulas bagaimana menjadi pemimpin yang berani melawan sistem? Karena yang beredar di kalangan pemerintan dan masyarakat setempatnya hanyalah pemimpin yang serba ada dan hanya mengikuti situasional saja.

Siapa pemimpin itu?

Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang berupaya mempengaruhi sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga hubungan antara manusia di dalam organisasi tersebut lebih kohesif dan koheren. Atau suatu proses di mana seseorang berupaya mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam rangka menjalankan proses kepemimpinannya ini, mereka menggunakan sejumlah “pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya, terlepas dari apakah pengetahuan dan keterampilan tersebut ditunjang oleh bakat bawaan dirinya atau hasil dari proses pembelajaran (formal dan/atau non formal).

Pengetahuan merupakan kombinasi dari pengalaman, informasi kontekstual, nilai dan wawasan para pakar yang dijadikan acuan, sebagai kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan informasi dan pengalaman baru. Menurut John Locke, kita memiliki kerangka ide dalam diri kita (gagasan pertama) yang kita gunakan untuk mengevaluasi informasi dan pengalaman baru (gagasan kedua). 

Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan adalah informasi bagi seseorang sebagai landasan untuk melakukan suatu tindakan dalam situasi perubahan, sehingga individu atau organisasi mampu bertindak dengan cara yang berbeda dan lebih efektif.

Melalui pengetahuan dan informasi, seseorang diharapkan menghasilkan tindakan yang tepat dan mengartikulasikan tindakan yang paling mungkin. Yaitu dengan menseleksi dan menilai berbagai alternatif tindakan serta bagaimana tindakan tersebut harus diimplementasikan agar sesuai dengan hasil atau kinerja yang diinginkan.

Bagaimana menjadi pemimpin yang berani melawan sistem?

Pemimpin terbaik akan terlihat seperti nyaris tanpa usaha sedikit pun dalam memimpin dan ia mampu dan berani melawan sistem yang beredar di ruang lingkup organisasi pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan.

Itulah sebab, ketika Anda ingin jadi pemimpin, atau sekarang Anda adalah seorang pemimpin, maka pemimpin terbaik adalah pemimpin yang memahami pentingnya memberikan motivasi dan arah yang jelas untuk mencapai tujuan yang lenbih besar. Sedangkan pemimpin yang kerdil akan hilang keyakinan dan kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya.

Menurut Lewis H. Lapham bahwa, “kepemimpinan lebih membutuhkan moralitas ketimbang usaha-usaha fisik dan intelektual, dan memberikan beban bagi dirinya sendiri dan bawahannya untuk dapat menahan dan mengendalikan diri sendiri.”

Dengan demikian peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin adalah serangkaian perilaku yang diharapkan muncul dalam pekerjaan. Setiap peran memiliki seperangkat tugas, wewenang dan tanggung jawab. Peran memiliki dampak yang kuat terhadap perilaku karena beberapa alasan, di antaranya adalah adanya aspek prestise yang melekat pada peran, di samping adanya rasa kebanggaan baik tentang prestasi maupun kemampuan dalam mengatasi tantangan. 

Suatu hubungan dan interaksi dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh tugas dan peran tersebut. Meskipun beberapa tugas dilakukan secara tersendiri, akan tetapi sebagian besar tugas dilakukan dalam hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. 

Sementara tugas akan menentukan siapa pemegang peran yang akan memainkannya. Dengan demikian berbagai tugas dan perilaku yang berkaitan dengan peran akan ditentukan oleh pola hubungan dan interaksi dalam organisasi. Artinya, tugas dan perilaku baru yang diharapkan saat ini akan bergantung pada sejauh mana hubungan yang telah dijalin dan dikembangkan di masa lalu, baik oleh pemegang peran sebelumnya atau oleh pemegang peran sesudahnya.

Dari kesinambungan peran inilah suatu iklim organisasi akan tercipta, yang pada gilirannya berkontribusi pada pembentukan budaya organisasi.

*) Penulis adalah Mahasiswa Papua
sumber : www.kabarmapegaa.com

Tidak ada komentar